Abstract Buku berjudul: "IDEOLOGI MUHAMMADIYAH". Hadirnya buku ini sebagai bahan bacaan sederhana bagi peserta Baitul Arqam pegawai (Dosen dan Karyawan) Universitas Muhammadiyah Jember
Batang‟, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2009 9 antara persepsi siswa tentang kepribadian guru terhadap sikap beribadah siswa, dan skripsi ini menunjukkan hasil yang signifikan.31 Skripsi Umi Iftika Handayani, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah yang berjudul "Kompetensi Guru PAI dalam Memahami siswa
Siswa diajak tanya jawab tentang Muhammadiyah sebagai gerakan islam. 5 menit. 15 menit. 5 menit. 30 menit. 3. Kegiatan Penutup. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi. Pentingnya mengetahui materi tentang kepribadian perjuangan hidup tokoh-tokoh awal Muhammadiyah.
DIMTs MUHAMMADIYAH 2 JENANGAN PONOROGO Responden : Rohmawati, S.Ag Jabatan : Guru Hari : Jum'at Tanggal : 20 November 2015 Tempat : Ruang tamu MTs Muhammadiyah 2 Jenangan Ponorogo No. Butir Pertanyaan Jawaban Responden 1. Apakah yang bapak/ibu ketahui tentang pendidikan karakter? iya.. kita menenal karakter dan
2 Khittah perjuangan muhammadiyah : 1. hakikat muhammadiyah 2. muhammadiyah dan masyarakat 3. muhammadiyah dan politik 4. muhammadiyah dan ukhwah 5. dasar program muhammadiyah Read the rest of this entry » Mungkin yang anda maksud ini : kemuhammadiyahan; materi tentang kemuhammadiyaan
denganKepribadian Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu". Berdasarkan latar belakang, rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kepribadian peserta didik di SMA Muhammadiyah 4 kota Bengkulu? 2. Bagaimana tingkat pola asuh orang-tua peserta didik di SMA Muhammadiyah 4 kota Bengkulu? 3.
wC9iJKl. YOGYAKARTA – Kepribadian Muhammadiyah akan menjadi pembingkai dan menjadi kerangka berpikir bahkan menjadi ciri khas tindakan baik dalam berorganisasi, berkeummatan, dan berkebangsaan. Hal itu ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir saat menjadi pembicara kunci dalam Rapat Pimpinan Wilayah Rapimwil Muhammadiyah Bali, Rabu 24/8 malam. Haedar melanjutkan bahwa ada hal yang spesifik dari berkepribadian Muhammadiyah itu, yakni konsep dalam organisasi kita untuk memperkuat posisi Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan dan kemasyarakatan agar Persyarikatan ini punya sesuatu yang khas, yang ke khas an ini justru memberi kemanfaatan dan peran yang lebih besar bagi Muhammadiyah dan masyarakat luas. “Kita tahu konsep kepribadian Muhammadiyah yang dirumuskan pada tahun ’62, konsep kepribadian Muhammadiyah yang berisi 10 sifat Muhammadiyah itu, inilah yang perlu diperkuat dalam konteks organisasi. Di tengah dinamika paham keagamaan, paham kemasyarakatan, paham kebangsaan, di tengah dinamika politik yang luar biasa setelah reformasi, nah kepribadian itu akan membimbing, membikai kita dan memagari kita agar Muhammadiyah ini sebagai organisasi dan kita para para pimpinan, kader, dan anggota juga sebagai penggerak supaya harus berada dalam koridor kepribadian Muhammadiyah,” jelasnya. Haedar pun mengutip 10 sifat/kepribadian Muhammadiyah ; Pertama, Muhammadiyah beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan. Jadi Muhammadiyah ini kemanapun harus membawa damai dan menciptakan damai. Juga kesejahteraan, membawa masyarakat sejahtera. Yaitu masyarakat dapat menikmati hidupnya, mendapatkan ma’isyah rizki yang baik tapi juga membawa kemanfaatan. Jadi dimana-mana warga Muhammadiyah juga harus peduli pada peningkatan kesejahteraan. Kedua, Muhammadiyah ini organisasi yang memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah. Jadi satu musuh saja sudah sesak dunia ini. “Maka jangan senang punya banyak musuh. Biarpun berbeda paham di internal umat islam, di kubu bangsa, kita harus tetap mengamalkan ukhuwah islamiyah dan meminimalisasi lawan, inilah kepribadian Muhammadiyah,” tegas Haedar. Ketiga, Muhammadiyah termasuk para pimpinan, kader, anggota itu harus tetap lapang dada. Lapang dada yang dimaksud itu lapang hati. Jika ada yang mencerca jangan emosi, kalau ada yang menanamkan hal yang tidak baik kita harus memberi teladan. Luas pandangan dengan tetap memegang teguh ajaran islam. Artinya lapang hati dan luas pandangan harus tetap dalam koridor islam, tetapi pemahaman keislamannya juga harus diperluas. Keempat, Muhammadiyah ini organisasi agama yang bersifat keagamaan dan kemasyarakatan. “Ada cerita tentang kepribadian Muhammadiyah kenapa ’62 lahir, karena saat itu Muhammadiyah beririsan dengan partai politik Masyumi. Lalu setelah Masyumi dibubarkan ada persoalan dimana Muhammadiyah ini ikut terbawa konflik politik dan orang-orang yang ada di parpol saat itu kembali ke Muhammadiyah dengan cara politik dan mengurus Muhammadiyah dengan cara parpol. Maka lahirlah kepribadian ini untuk menegaskan bahwa kita ini bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, tetapi kita menghargai perjuangan politik. supaya kita tetap jadi partisan, misalkan besok pemilu 2024, boleh ada kecenderungan memilih dan memang harus memilih, yang berdasarkan kemaslahatan umum dan menjaga kedaulatan,” papar Haedar. Kelima, mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah. Jadi Muhammadiyah tidak boleh anti hukum, apalagi sampai alergi terhadap falsafah. “Kalau ada peraturan dsb yang kita pandang ada yang tidak sejalan dengan kepentingan umat, rakyat, bangsa, kita beri masukan dan koreksi agar ketentuan itu sejalan. Bahkan dalam Pancasila kita sudah punya konsep darul ahdi wa syahadah, jadi jangan terbawa arus,” kata Haedar. Keenam, amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik. Amar ma’ruf nahi munkar itu jangan tersirat sendiri-sendiri. Amar ma’ruf nahi munkar itu bentuk dari dakwah. Ketujuh, aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud Islam. Maka kita harus ishlah menciptakan perdamaian dan pembangunan islam. Itulah karakter Muhammadiyah. Kedelapan, kerja sama dengan golongan islam manapun dan juga usaha menyiarkan dan mengamalkan Islam serta membela kepentingannya. Jadi kita harus berukhuwah islamiyah. Memang kita ada perbedaan mazhab, pandangan, jangan sampai kita bermusuhan. Namun kita juga berharap orang lain terhadap kita juga bertasamuh. “Misalnya perbedaan puasa, Idulfitri, Iduladha, jangan sampai perbedaan itu membuat ramai dan bertengkar. Untuk itu Muhammadiyah mengusulkan kalender hijriyah Internasional agar hari itu pasti,” pesannya. Kesembilan, membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah. Jadi jika kita ikut terlibat dalam pembangunan negara itu memang kepribadian Muhammadiyah sejak zaman KH. Ahmad Dahlan bahkan. “Jadi semisal pemilu yang dipilih tidak jadi, kita harus konstitusional, harus kita hormati dan sebagai PP Muhammadiyah harus tetap berkomunikasi membantu dengan pemerintah dan bekerja sama dengan golongan lain. Tentu kita tetap kritik, memberi masukan, Muhammadiyah kan punya prinsip itu,” terangnya. Kesepuluh, bersifat adil dan korektif di dalam dan keluar dengan bijaksana. “Muhammadiyah kan membuka ruang untuk kritik baik ke dalam bagi tubuh kita termasuk di amal usaha kita, harus ada kritik, karena dengan kritik akan ada perbaikan, tetapi bagi yang mengkritik juga harus dengan argumen, berdasarkan data, jangan menghujat dan juga ada usaha memberi solusi. Tapi juga harus adil, proporsional, ada tempatnya,” pungkasnya. Hits 1075
Kepribadian Muhammadiyah A. Pengertian dan Sejarah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah Kepribadian Muhammadiyah adalah suatu rumusan yang menjelaskan tentang jati diri, apa, dan siapa Muhammadiyah. Yang kemudian dituangkan dalam bentuk sebuah teks yang dikenal sebagai “Matan Kepribadian Muhammadiyah”. Adapun sejarah pembentukannya dapat dijabarkan sebagai berikut ini. Rumusan Kepribadian Muhammadiyah untuk pertama kalinya disusun oleh sebuah Tim yang terdiri dari fakih Usman, FArid Ma’ruf, Wardan Diponingrat, Dr. Hamka, H. Djarnawi Hadikusumo, M. Djindar Tamimy dan M. Saleh Ibrahim. Pembentukan tim dilakukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, merespon isi pidato Fakih Usman. Pidto yang berjudul “Apakah Muhammadiyah itu?” disampaikan dalam kursus pimpinan Muhammadiyah se-Indonesia. Diselenggarakan pada bulan Ramadhan 1381 H atau 1961 M. Isi pidato mengandung makna yang sangat dalam, menggugah dan menarik perhatian para tokoh Muhammadiyah yang datang dari seluruh Indonesia. Fakih Usman dikenal kaya pengalaman, luas ilmunya dan mendalam ruhul islamnya. Dengan kemampuannya beliau dapat menggugah semangat para pemimpin Muhammadiyah pada saat itu. Setelah selesai beliau menyampaikan pidatonya, terjadi mufakat antar tokoh Muhammadiyah. Kemufakatan untuk merumuskan buah pikiran Fakih Usman agar kelak dimiliki kader-kader Muhammadiyah. Sekaligus dijadikan sebagai pedoman organisasi. Hasil kerja tim tadi kemudian diserahkan kepada Pimpinan Pusat. Oleh PP Muhammadiyah ditetapkan sebagai agenda sidang Tanwir pada tanggal 25 - 28 Agustus 1962. Setelah melalui pembahasan dan penyempurnaan, akhirnya siding Tanwir dapat menerimanya. Kemudian dibicarakan kembali pada Muktamar ke-35 di Jakarta atau dikenal “Muktamar Setengah abad”. Pada tanggal 29 April 1963 rumusan tersebut telah sempurna dan lahirlah “Matan Rumusan Kepribadian Muhammadiyah”. Hal yang mendorong Muhammadiyah merumuskan materi Kepribadian Muhammadiyah adalah 1. Situasi politik negara dan masyarakat sekitar tahun 1962, yaitu a. Politik NASAKOM Nasionalis, Agamis, dan Komnunis b. Politik ke arah kiri, lewat tangan pemerintah c. Pancasila diperas menjadi Trisila dan Eka sila yaitu gotong royong 2. Perlu pegangan yang jelas bagi pimpinan dan anggota dalam memegang kembali persyarikatan Muhammadiyah B. Fungsi dan Hakikat Kepribadian Muhammadiyah Fungsi Kepribadian Muhammadiyah Fungsi Kepribadian Muhammadiyah adalah untuk menjadi landasan, pedoman dan pegangan para pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar dan tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah serta cara memperjuangkan cita-citanya. Artinya, tidak terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain, aliran-aliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup, kebudayaan dan peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim seperti cara berpikir Barat, sekuler, liberal dsb. Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia. Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi-mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya yaitu masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya "menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang di ridhai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam “Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah”. Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya. Hakikat Kepribadian Muhammadiyah Pada hakikatnya kepribadian Muhammadiyah adalah wajh وَجْه dan wijhah وِجْهَة-nya persyarikatan Muhammadiyah yang mencerminkan tiga predikat yang melekat kuat sebagai Asy-syakhshiyah jati dirinya secarah utuh orisinal. Ketiga predikat itu adalah 1. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam. 2. Muhammadiyah sebagai gerakan Da,wah. 3. Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid. Penanaman Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas aqidah perjuangan Muhammadiyah yang telah menjadkan dinul Islam sebagai satu-satunya Al-Manhaj Al-Ilahi undang-undang Ilahi sebagai subjek sumber nilai dan objek sumber konsep perjuangan Muhammadiyah. Yang dimaksud dengan Islam sebagai objek sumber nilai perjuangan Muhammadiyah ialah bahwa semua hasil kegiataan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan didasarkan dan dijiwai dengan dinul Islam dan ruhul Islam, sedangkan yang dimaksud dengan Islam sebagai objek sumber konsep perjuangan Muhammadiyah ialah bahwa semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah adalah untuk “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam” untuk mencapai terwujutnya cita-cita Islam, yaitu “Masyarakat utama Adil dan makmur yang diridlai Allah SWT” dimana kebaikan dan kebahagiaan luas merata. Sebagai sumber nilai dan sumber konsep,maka dinul Islam tidak bisa dari kehidupan dan perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi “sibghah” yang medasari, menjiwai dan mewarnai seluruh Gerakan Muhammadiyah. Penanaman Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat dilihat dari segi bentukujud kegiatan dan amal usahanya untuk melaksanakan Dakwah Islamiah amar makruf nahy munkar sebagai tugas utama umat Islam dibidang kemasyarakatan sebagaimana firman Allah. Artinya “Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma,ruf dan mencegah dari yang mungkar, danberiman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik” Islam adalah sumber nilai, sedangkan dakwah Islamiah merupakan proses alih nilai yang dikembangkan dalam rangka perubahan perilaku dan dakwah Islamiah yang dikembangkan oleh Muhammadiyah adalah upaya pengkondisian masyarakat agar objek dakwah lebih mengetahui,memahami, dan mengamalkan dinul Islam sebagai pandangan dan cita-cita hidupnya. Dalam pengertian Muhammadiyah sebagai subjek dakwah maka seluruh amal usaha Muhammadiyah harus merupakan amal usaha dakwah; seluruh pimpinan Muhammadiyah disemua tingkat harus menjadi pimpinan gerakan dakwah. Semua pimpinan pada setiap amal usaha Muhammadiyah harus merupakan pimpinan amal usaha dakwah. Semua majelis dan ortom Muhammadiyah harus merupakan majlis dan ortom penyelenggara kegiatan dakwah. Pendeknya semua orang yang terlibat dalam kegiatan amal usaha Muhammadiyah harus menjadi pelaksana dakwah. Kemudian penamaan Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, dilihat dari sifat Dakwah Muhammadiyah yang ditujukan kepada ummat Ijbah ummat Islam sendiri baik terhadap perorangan maupun masyarakat. Tajdid yaitu mengembalikan pemahaman dan pengamalan ummat Islam terhadap dinul Islam secarah benar dan tepat asli murni sesuai dengan Alquran dan Sunnah Rasulullah SWT sedangkan dalam bidang amaliah duniawiah maka tajdid yang dilakukan muhammadiyah bersifat modernisasi untuk mengaktualisasikan ajaran Islam sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat yang cenderung selalu berubah, sehingga Dinul Islam menjadi Rahmartan Lil-Alamin. Jiwa yang terkandung dalam kepribadian Muhammadiyah itu menunjukkan betapa Muhammadiyah dibesarkan oleh pengalaman sejarah bangsa dan umat manusia, sehingga sudah saatnya Muhammadiyah menunjukkan wajah dan wijhahnya yang sebenarnya sebagai suatu gerakan Islam, Gerakan Dakwah dan Gerakan tajdid yang bertanggung jawab terhadap Agama Islam dan Bangsa. Setiap warga Muhammadiyah terutama para pemimpinya dan tokohnya hendaknya selalu mengamalkan dan memperjuangkan apa yag sudah tercantum dalam kepribadian Muhamadiyah, serta benar-benar menjadikannya sebagai pedoman beramal dan berjuang sekaigus sebagai hiasan pribadi warga Muhammadiyah. C. Isi Kepribadian Muhammadiyah Matan atau teks Kepribadian Muhammadiyah dihasilkan dalam muktamar ke-35 di Jakarta atau yang dikenal dengan Muktamar setengah abad. Isi dari Matan Kepribadian Muhammadiyah ini harus diketahui dan dipahami oleh setiap anggota persyarikatan Muhammadiyah. Adapun isi Matan Kepribadian Muhammadiyah adalah sebagai berikut 1. Apakah Muhammadiyah itu? Muhammadiyah adalah persyarikatan yang bergerak dalam Dakwah Islam Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada perseorangan dan masyarakat yang bertujuan terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang diridhai Allah SWT masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dakwah kepada perorangan, terbagi menajdi dua, yaitu a. Kepada yang telah Islam umat ijabah bersifat pembaharuan tajdid, yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; b. kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun da’wah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata. 2. Dasar dan amal usaha muhammadiyah Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar MADM yaitu a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah. b. Hidup manusia bermasyarakat. c. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat. d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada sesama manusia. e. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW. f. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi. g. Seluruh perjuangan yakni menuju satu titik tujuan Muhammadiyah yaitu terwujudnya masyarakat utama adil makmur yang diridhai Allah SWT masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 3. Pedoman amal usaha dan perjuangan muhammadiyah Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak dengan membangun segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”. 4. Sifat Muhammadiyah a. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan. b. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah. c. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam. d. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan. e. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah. f. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik. g. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam. h. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya. i. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT. j. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan jugaSoal Pilihan Ganda Kemuhammadiyahan Kelas 11 Bab Ciri Gerakan Muhammadiyah ~ Pilihan Ganda Kemuhammadiyahan Kelas 11 Bab Muhammadiyah dari Masa ke Masa ~ Essay Kemuhammadiyahan Kelas 11 Bab Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah MKCHM ~
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan tajdid, yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata. Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. DASAR DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada manusia ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi. PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”. SIFAT MUHAMMADIYAH Menilik a Apakah Muhammadiyah itu, b Dasar amal usaha Muhammadiyah dan c Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kawan dan mengamalkan ukhuwah dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran keagamaan dan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana. Keputusan Muktamar ke 35 Hits 20858
Dokumen ini disahkan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-35 pada tahun 1962 di Jakarta atau yang disebut dengan Muktamar Setengah Abad dan termasuk salah satu dari beberapa rumusan doktrin ideologi Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah lahir salah satunya didorong oleh kondisi sosial politik yang tidak menentu di tanah air pada waktu Kepribadian Muhammadiyah diawali dari pidato KH. Faqih Usman yang menyampaikan ceramah dengan judul “Apakah Muhammadiyah itu?“Keadaan saat itu memang diperlukan penegasan identitas organisasi untuk menjadi pegangan bagi warga Persyarikatan dalam menghadapi situasi yang tidak tersebut terkait dengan situasi politik kenegaraan dan sosial kemasyarakatan Indonesia yang tidak menentu karena Konstituante sebagai lembaga legislatif saat itu gagal merumuskan dasar negara kesatuan Republik kegagalan tersebut, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 yang intinya memutuskan untuk dasar negara kembali kepada UUD 1945 dan pemerintahan dilaksanakan dengan Demokrasi Terpimpin yang berarti demokrasi yang dipimpin dengan Pancasila dan UUD Muhammadiyah memberi pertolongan kepada warga yang membutuhkan. Salah satu wujud Kepribadian Muhammadiyah dalam kehidupan nyata. Sumber koleksi pribadiJika melihat bahwa demokrasi terpimpin berarti dipimpin dengan Pancasila dan UUD 1945, maka bisa diduga sekilas bahwa demokrasi yang diterapkan akan seperti harapan rakyat dalam kenyataannya, karena saat itu dalam sistem kepartaian ada Partai Komunis Indonesia PKI yang mempunyai ambisi besar melaksanakan revolusi rakyat, pelaksanaan demokrasi terpimpin pelan-pelan digeser menjadi demokrasi yang dipimpin oleh Pemimpin Besar Revolusi/Panglima Tertinggi ABRI yaitu Presiden mendorong presiden Sukarno untuk semakin berkuasa dan berlindung dibawah nama besarnya untuk menyingkirkan semua pihak yang dianggap menghalangi tujuannya melakukan kebijakan dibuat presiden atas dorongan kuat dari PKI antara lain pelaksanaan konsep NASAKOM Nasional Agama Komunis, presiden seumur hidup, Pancasila diperas menjadi Trisila, kemudian Eka Sila yang intinya adalah Gotong Royong. Semua itu tentu menyimpang jauh dari Pancasila dan UUD dari penyimpangan itu terpusatnya seluruh kekuasaan pada satu tangan yaitu Presiden Sukarno. Semua pihak yang terang-terangan menentangnya dibubarkan atau dipaksa membubarkan diri dan inilah yang terjadi pada Partai Masyumi dan Partai Sosialis Masyumi ini, banyak warga Muhammadiyah yang berkiprah dalam kancah politik dan karena dibubarkan maka banyak dari mereka yang kemudian kembali aktif di kembalinya mereka diikuti oleh penerapan kebiasaan berjuang di partai politik pragmatis, berorientasi pada kekuasaan yang tentunya berbeda jauh dengan semangat berjuang di tersebut berdampak pada gerak langkah Muhammadiyah yang kalau dibiarkan dapat merusak perjuangan Pusat Muhammadiyah kemudian mendiskusikan ceramah KH. Faqih Usman tersebut bersama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah PWM Jawa Timur HM. Saleh Ibrahim, PWM Jawa Tengah R. Darsono, PWM Jawa Barat H. Adang Affandi.Dari diskusi tersebut, PP Muhammadiyah kemudian membentuk tim yang terdiri dari KH. Moh. Wardan DiponingratProf. KH. Faried Ma’rufM. Djarnawi HadikusumoProf. Dr. HamkaM. Djindar TamimyM. Saleh IbrahimKasman SingodimejoKH. Faqih UsmanMatan Kepribadian MuhammadiyahHasil rumusan tim ini kemudian dibawa ke dalam sidang Tanwir pada tanggal 25-28 November 1962 yang diselenggarakan di Tanwir kemudian merekomendasikan rumusan tersebut untuk dibawa ke Muktamar ke-35 pada tahun yang sama di Muktamar, rumusan tersebut diterima dengan penyempurnaan, kemudian disahkan menjadi Kepribadian Muhammadiyah terdiri dari 4 butir yaitu 1. Apakah Muhammadiyah itu?2. Dasar amal usaha Muhammadiyah3. Pedoman usaha dan perjuangan Muhammadiyah4. Sifat MuhammadiyahDalam menjawab pertanyaan “Apakah Muhammadiyah itu?” dijelaskan dalam Kepribadian Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan gerakan gerakan itu ialah dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi mungkar yang ditujukan kepada dua bidang perseorangan dan dan amar ma’ruf nahi mungkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan yaitu kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan tajdid, mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni. Kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan/ajakan untuk memeluk agama amal usaha Muhammadiyah adalah perjuangan melaksanakan usaha menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan, kebahagiaan luas mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Mhammadiyah yaitu sebagai berikut Hidup manusia mentauhidkan Alloh, ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Alloh semataHidup manusia adalah bermasyarakatHanya hukum Alloh SWT satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi pembentukan pribadi utama dan mengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan berbahadia dan sejahtera yang hakiki dunia dan akhiratBerjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti jejak perjuangan RosulullohMelancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasiMemperhatikan uraian di atas maka Muhammadiyah wajib memiliki dan memelihara sifat-sifatnya terutama dibawah ini Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraanLapang dada, luas pandang dan memegang teguh ajaran IslamMemperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah IslamiyahBersifat keagamaan dan kemasyarakatanMengindahkan segala hukum dan undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sahAmar ma’ruf dan nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baikAktif dalam perkembangan masyarakat dan pembangunan sesuai dengan ajaran IslamKerja sama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannyaMembantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmurBersifat adil serta koreksi ke dalam dan keluar dengan bijaksana* Sumber rujukan Sejarah Islam dan Kemuhammadiyahan, seri studi Islam. Penerbit P3SI Universitas Muhammadiyah Magelang, penyusun dan editor Agus Miswanto, MA. Arofi, Kemuhammadiyahan SMA/SMK/MA Muhammadiyah, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2018.
JAKARTA – Sepeninggal wafatnya Kiai Ahmad Dahlan, satu persatu murid beliau tampil menjadi pemimpin bangsa yang penuh dengan keteladanan. Ternyata, ketokohan itu tidak muncul begitu saja, tetapi dipersiapkan oleh Kiai Dahlan sendiri. Dalam Pengajian Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Sabtu 20/3 Ustaz Muhammad Damami Zein menyampaikan bahwa Kiai Ahmad Dahlan memahami masalah kepemimpinan sampai tingkat penghayatan. “Jadi Kiai Dahlan itu punya visi, pandangan ke depan tentang kepemimpinan. Bagaimana konstruksinya? Kita berangkat dari posisi strategis ulama,” tuturnya. Menurut Zein, Kiai Dahlan memahami ulama bukan hanya mengurus perkara keagamaan, tetapi juga mengurus kehidupan umat Islam siapapun juga. Kiai Dahlan mendasarkan pemahamannya pada makna pribadi yang bertakwa muttaqin dalam ayat ke-102 Surat Ali Imran. “Konsep ini yang dijadikan prinsip oleh Kiai Dahlan menentukan ulama di tengah masyarakat,” tuturnya. Ayat ke-102 Surat Ali Imran itu kemudian diperkuat oleh ayat ke-74 Surat Al-Furqan. Ulama yang bertakwa itu dijelaskan oleh Damami Zein wajib memiliki integritas yang diakui oleh masyarakat sebagaimana umat di zaman Rasulullah mengakui integritas beliau termasuk pengakuan umat-umat di masa empat Khalifah yang terhadap integritas masing-masing Khalifah. “Ini yang perlu diperhatikan oleh Muhammadiyah, yaitu genealogi kepemimpinan,” imbuhnya. Adanya dinamika zaman, konsep kepemimpinan yang berangkat dari integritas dan ketakwaan ini boleh diartikan dalam bahasa yang berbeda asal intinya tetap sama. Dari dasar ini, Damami Zein mencontohkan cara Muhammadiyah menyebut ulama dengan sebutan pimpinan, sebuah cara yang sama sekali berbeda dengan cara kelompok tradisional. “Ulama tetap iya, tapi digeser menjadi pimpinan’, jadi sejak dulu itu Muhammadiyah memakai kata pimpinan’, bukan pengurus’. Geseran dari ulama, dipahami dalam konteks modern menjadi pemimpin,” tambahnya. Hits 133
pertanyaan tentang kepribadian muhammadiyah